top of page
Writer's pictureStanislaus Yangni

Striptease



1

Jalan itu sunyi. aku takut, katamu. Di sini ramai. Di sana orang-orang minum bir. Ada anggur. Tukang becak riang bernyanyi. Dia cuma tidur. Polisi lalu lalang. Perempuan malam bekejaran. Wariamu melompat pagar menembus rerumputan. Mobil patroli bukan berarti garukan. Bisa tuan. Kau tak tahu. geresan. Cuma para perempuan, katamu. Cepat masuk ke gang. Rumah kita lebih aman. Tapi aku tak mau di rumah. Di luar lebih rindang. Malam-malam dia selalu bergitar. Kafe rindu beberapa tahun yang lalu. Kau nostalgia di sini. Selasar dua tingkat tempatmu tidur dengannya. Hanya botol bir bintang berserakan. Aku tidak suka bir hitam katamu. Aku akan membeli satu lagi. Anker bir. Dia berbaring. Lagi-lagi kau ingin mandi. Ini tengah malam, katanya meremas jam weker. Tak usah kaunyalakan. Bukan gelap. Bulan masih terang. Tentu kita tak perlu bangun subuh-subuh. Air di jendela masih tawar. Aku ingin mencampuri embun. Tak usah banyak-banyak. Cukup empat puluh lima persen. Aku ingin tujuh puluh. Nanti kau berkeringat. Tidak, aku ingin mandi. Dia diam. Lalu kau membasahi tubuhmu. Lalu kau dan dia tidur. Malam di ujung balkon penginapan yang kausewa.


2

Sosrowijayan. Antar aku ke sana. aku ingin di sana. jangan berjajar dengan para perempuan. Tidak, mereka tidak akan tahu. aku pernah di sana. Tubuhku tak dikenali. Tapi aku ingin di ujung jalan. Sendiri dan menanti. Hati-hati. Temui aku di gang sebelah sana. Aku tinggal dengan anak-anakku. Mereka sudah tidur. Ikuti aku. Kita pergi ke Takasimura. Jangan, kau jangan ke sana. Temani aku cari dua liter lagi. sudah jam setengah empat. Semua tutup. Tidak. Ikut saja. sayang, di sini saja. lalu akan kupesankan satu botol lagi. warung depan sana masih buka. Tidak, aku sudah cukup. Lalu kau pergi mengantarnya. Jalan tak ada siapa-siapa. Sepi dan berhenti. Aku hanya ingin mengajakmu ke sini. Lihat, semua sudah tidak ada. biarkan dia pulang sendirian.


3

Lihat, tubuhku basah. Aku ingin menari striptis.


4

Aku ingin telanjang bersamamu. Aku ingin melihat dadamu. Jangan, jangan di sini. Aku tidak ingin menantimu lebih lama lagi. cepat, datanglah ke seberang rel. Aku ingin memiliki rasamu. Bukan, bukan itu inginku. Aku tidak ingin pisah. Aku ingin lembaran uangmu. Aku ingin membawamu ke rumah, tinggal bersamaku. Aku hanya ingin rokok selusin dan anggur sekerat. Jangan, badai. Tinggallah di sini.


Stanislaus Yangni


Comments


bottom of page